Industri kelapa sawit telah menjadi salah satu sektor yang sangat penting dalam ekonomi Indonesia. Indonesia memiliki iklim tropis yang ideal untuk pertumbuhan kelapa sawit. Lahan yang luas dan kondisi cuaca yang mendukung telah menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar minyak kelapa sawit dunia (CPO). Permintaan global yang tinggi akan minyak kelapa sawit untuk berbagai industri, termasuk makanan, kosmetik, dan bioenergi, membuat bisnis ini semakin menjanjikan.
Luas perkebunan kelapa sawit mencapai sekitar 15 juta hektar dan jumlah produksi CPO mencapai sekitar 50 juta ton di tahun 2022, industri ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara, Industri kelapa sawit memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Bisnis ini menciptakan lapangan kerja bagi jutaan orang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemasukan dari ekspor kelapa sawit juga berkontribusi terhadap neraca perdagangan dan penerimaan devisa negara.Sekitar 60% produksi CPO dan turunannya diekspor ke berbagai benua dan negara, antara lain: China, India, Pakistan, Eropa, Afrika serta beberapa tujuan ekspor lainnya.
Industri kelapa sawit telah memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, pada area-area yang sulit terjangkau dalam negara kepulauan ini, Perusahaan perkebunan dan industri pengolahan kelapa sawit seringkali menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.
Di sisi lain pengelolaan areal yang luas dan tersebar, tentunya menimbulkan tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia dan pelaku industri dalam mengelola dampaknya, antara lain dampak sosial dan lingkungan, untuk menjaga keberlanjutan industri kelapa sawit, pemerintah dan perusahaan telah melakukan sejumlah upaya, antara lain penerapan sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) dan sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) bertujuan untuk mempromosikan praktik kelapa sawit yang berkelanjutan secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.